Sabtu, 30 Agustus 2025

Konferensi Meja Bundar

Sejarah konferensi Meja Bundar tahun 1949
🄺🄾🄽🄵🄴🅁🄴🄽🅂🄸 🄼🄴🄹🄰 🄱🅄🄽🄳🄰🅁 ( 1949 ) 

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda yang diadakan di Den Haag, pada 23 Agustus hingga 2 November 1949, dengan tujuan untuk menyelesaikan konflik dan mengakui Kedaulatan Republik Indonesia. 

Hasil KMB adalah Belanda mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia Serikat (RIS), meskipun masalah Irian Belanda belum terselesaikan dan Indonesia harus menanggung utang pemerintah Belanda. Penyerahan kedaulatan di lakukan pada 27 Desember 1949, menandai berakhirnya perjuangan Indonesia untuk merdeka. 

𝐋𝐚𝐭𝐚𝐫 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 : 

● setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda berusaha menguasai kembali wilayah Indonesia. 

● Perjuangan fisik dan diplomatik oleh Indonesia berujung pada perjanjian Renville dan penolakan Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia secara penuh. 

● UNCI (United nations commission for indonesia) turun tangan sebagai mediator untuk mendorong melakukannya konferensi yang lebih kompherensif. 

𝗣𝗶𝗵𝗮𝗸-𝗣𝗶𝗵𝗮𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗹𝗶𝗯𝗮𝘁 :

● 𝙍𝙚𝙥𝙪𝙗𝙡𝙞𝙠 𝙄𝙣𝙙𝙤𝙣𝙚𝙨𝙞𝙖 (𝙍𝙄): Diwakili oleh delegasi yang dipimpin oleh Mohammad Hatta.
 
● 𝘽𝙚𝙡𝙖𝙣𝙙𝙖: Diwakili oleh delegasi yang dipimpin oleh J.H. Van Maarseveen.
 
●𝘽𝙞𝙟𝙚𝙚𝙣𝙠𝙤𝙢𝙨 𝙫𝙤𝙤𝙧 𝙛𝙚𝙙𝙚𝙧𝙖𝙖𝙡 𝙤𝙫𝙚𝙧𝙡𝙚𝙜 (𝘽𝙁𝙄): Majelis Permusyawaratan federal mewakili negara negara bagian bentukan Belanda diIndonesia, dipimpin oleh Sultan Hamid II. 

● 𝙐𝙉𝘾𝙄 (𝙐𝙣𝙞𝙩𝙚𝙙 𝙣𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣𝙨 𝙘𝙤𝙢𝙢𝙞𝙨𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙛𝙤𝙧 𝙄𝙣𝙙𝙤𝙣𝙚𝙨𝙞𝙖) : Pihak mediator yang diwakili oleh Merle H. Cochran dan Thomas K. Critchley. 

🄷🄰🅂🄸🄻 🄺🄾🄽🄵🄴🅁🄴🄽🅂🄸:

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐝𝐚𝐮𝐥𝐚𝐭𝐚𝐧 :
Belanda mengakui RIS (Republik Indonesia Serikat) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. 

𝐏𝐞𝐦𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐑𝐈𝐒 : 
Indonesia bersatu dalam bentuk negara Federasi yang disebut Republik Indonesia Serikat (RIS). 

𝐁𝐞𝐛𝐚𝐧 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 : 
Indonesia setuju untuk menanggung utang pemerintah Belanda yang terjadi sejak 1942. 

𝐌𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐈𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐫𝐚𝐭 : 
Penentuan status Irian barat belum terselesaikan dalam konferensi ini dan akan ditentukan setahun kemudian. 

𝗗𝗮𝗺𝗽𝗮𝗸 𝗱𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝗞𝗠𝗕 : 
● KMB merupakan tonggak sejarah penting bagi kemerdekaan Indonesia, mengakhiri konflik bersenjata antara Indonesia dan Belanda. 

● Terciptanya pengakuan kedaulatan oleh Belanda secara resmi, dan sebelumnya ditolak setelah proklamasi 17 Agustus 1945. 

● Perjanjian ini memberikan dasar hukum dan pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia.

 𝗕𝗲𝗿𝗶𝗸𝘂𝘁 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗽𝗼𝗶𝗻-𝗽𝗼𝗶𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿 𝗞𝗠𝗕 : 

𝐏𝐞𝐧𝐨𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐦𝐞𝐫𝐝𝐞𝐤𝐚𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐝𝐨𝐧𝐞𝐬𝐢𝐚 
:Belanda tidak mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan berupaya kembali menjajah Indonesia yang menyebabkan konflik bersenjata dan perundingan diplomatik

𝐏𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐁𝐁
: Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk menyelesaikan dan membentuk UNCI (united Nations commission for indonesia) untuk membantu mediasi antara Indonesia dan Belanda. 

𝐏𝐞𝐫𝐣𝐚𝐧𝐣𝐢𝐚𝐧 𝐑𝐨𝐞𝐦-𝐑𝐨𝐢𝐣𝐞𝐧
: Perjanjian ini menjadi landasan bagi penyelenggaraan KMB, yang kesepakatannya akan menjadi salah satu agenda KMB. 

𝐊𝐨𝐧𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫-𝐢𝐧𝐝𝐨𝐧𝐞𝐬𝐢𝐚 
: Sebelum KMB, Indonesia dan BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleg) mengadakan konferensi Inter-Indonesia di Yogyakarta dan Jakarta untuk mempersiapkan bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS). 

𝐓𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐥𝐨𝐦𝐚𝐬𝐢 
: Tujuan utama KMB adalah untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda melalui diplomasi, agar terjadi penyerahan kedaulatan penuh dan tanpa syarat kepada negara Indonesia Serikat. 


𝘚𝘶𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘳𝘢𝘩 :𝘷𝘦𝘳𝘪𝘧𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪/𝘬𝘳𝘪𝘵𝘪𝘬 𝘴𝘶𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘬𝘰𝘮𝘱𝘢𝘴𝘤𝘰𝘮1949



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konferensi Meja Bundar

Sejarah konferensi Meja Bundar tahun 1949 🄺🄾🄽🄵🄴🅁🄴🄽🅂🄸 🄼🄴🄹🄰 🄱🅄🄽🄳🄰🅁 ( 1949 )  Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah perunding...